SNMPTN : Allah Maha Romantis
8 Mei 2016
Besok pengumuman UN dan SNMPTN. Hari ini harap-harap cemas. Hasil perjuangan kami selama ini akan segera diumumkan. Saat sedang menulis mushaf, tiba-tiba aku tertarik untuk membaca terjemah ayat yang kutulis dan...
"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun, dan pada sebagian malam bertasbihlah kepada-Nya dan (juga) pada waktu terbenamnya bintang-bintang (pada waktu fajar)." (Q.S. At-Tuur: 48-49)
Deg.
Bersabarlah.
***
Masih 8 Mei 2016. Malam.
Masih 8 Mei 2016. Malam.
Masih menulis mushaf. Juz 27. Aku membaca ayat yang dirasa cukup populer di telingaku dan kembali tertarik untuk membaca terjemahnya,
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau...
Sampai akhirnya tiba di bagian ini...
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri." (Q.S. Al-Hadiid:23)
Hmm. Besok. Ayat ini.
***
Pagi. 9 Mei 2016. Di kelas.
"Bu Nur (Wakamad Kurikulum) masih menyusun surat kelulusan dan kayaknya belum bisa selesai hari ini. Pengumuman UN ditunda ya, Insya Allah sampai besok," informasi dari ketua angkatan.
Oke gapapa.
Lalu SNMPTN apa kabar?
***
Siang. 9 Mei 2016.
“Sekarang udah jam 1,”
“Huhuuuuu..."
Takut.
SNMPTN sudah diumumkan. Di luar kelas mulai ramai.
“Alhamdulillah Kuni lolos…”
“Aku tadi liat Irsyad pelukan sama Alvin abis dari labkom. Kayaknya Irsyad lolos.”
Tiba-tiba ada yang mengalir dari kedua mataku. Aku takut.
“Ayo, Bu. Empat soal lagi!” Kami masih bimbingan belajar di kelas walau sudah tidak sabar ingin segera ke luar.
Ketika keluar kelas…
“Noura, selamaaat! Kamu masuk FTI sama Raihan, No!”
“Ainun selamat yaa!”
“Farras selamaaat!”
Aku?
Kami bergegas ke lab komputer untuk melihat pengumuman. Di sana sudah ada Bu Rini dan Bu Ajeng, guru BK kami.
“Ayo yang belum ngecek, sini!” seru Bu Ajeng.
“Saya mau, Bu.” Latifah mendekat.
Selamat...
Alhamdulillah.
Lalu aku? Aku takut...
“Saya mau deh, Bu,” akhirnya aku memberanikan diri.
Merah.
Anda dinyatakan tidak lulus SNMPTN 2016
Oh? Bahkan si SNMPTN gak minta maaf?
“Gapapa, ya.” Bu Ajeng mencoba menguatkan.
“Oh iya gapapa kok Bu,” jawabku seadanya sambil mencoba tersenyum.
Aku langsung keluar dari lab komputer dan bergegas menuju asrama. Aku hanya berusaha agar aku tidak menangis sekarang, di sini. (Tapi sedihnya gak bisa disembunyiin ternyata, haha)
Kecewa iya, tapi sebelum ini pun aku sudah berkali-kali mencoba mengingatkan bahwa SNMPTN hanya hadiah bagi mereka yang barangkali telah berjuang lebih keras dan berdoa lebih banyak.
Tapi pertahananku roboh ketika aku sampai di kamar. Aku menangis. Kesalahanku karena aku terlalu banyak berharap padahal ternyata perhitunganku salah.
Mama menelepon dan sejurus kemudian aku dipusingkan dengan keinginan orangtua yang tidak sesuai dengan cita-citaku. Beliau kembali memintaku untuk kuliah di tempat pilihannya. Aku, yang selalu menolak membicarakan ini sebelumnya dan meyakinkan bahwa aku bisa lolos ke tempat pilihanku, ternyata lupa memikirkan kemungkinan demi kemungkinan. Aku ingin berontak, tapi...
“Istikharah coba, Can.” Teman sekamarku menyarankan.
"Iya..."
Setelah shalat, aku membuka Alquran secara acak dan tiba di surah Al-A'raaf ayat 121. Lalu ketika sampai di bagian ini, aku menangis lagi.
"Ya Allah, limpahkanlah kesabaran kepada kami..." (Q.S. Al-A’raaf:126)
"Musa berkata kepada kaumnya, 'Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi ini milik Allah....'" (Q.S. Al-A’raaf:128)
Aku merasa seperti Allah ingin menguatkanku. Bahwa aku hanya cukup bersabar. Tidak berlarut-larut. Barangkali aku sudah terlalu jauh dari-Nya. Barangkali Ia hanya ingin aku kembali. Aku terharu dengan ayat-ayat yang tak sengaja kutemukan saat sedang menulis mushaf, juga saat membuka Alquran secara acak. Aku terharu menyadari bahwa Allah begitu romantis. Aku tidak tahu seperti apa masa depanku akan berjalan. Yang kuyakini, Allah pasti punya rencana lain yang lebih sempurna.
"Dan bersabarlah karena sesungguhnya janji Allah itu benar." (Q.S. Ghafir:77)
Selamat berjuang para pejuang SBMPTN! Tetaplah bermimpi. Tetaplah percaya. It always seems impossible until it’s done.
"Dan berdoalah, 'Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.'" (Q.S. Al-Mu’minuun:29)
Komentar
Posting Komentar